WASPADAI MENGKONSUMSI MIE INSTAN
SECARA BERLEBIHAN


Karya tulis ini diajukan untuk menyelesaikan
Kompetensi dasar karya tulis ilmiah



Oleh
ISMAIL SALEH (10087)
SMA NEGERI KHUSUS KABUPATEN JENEPONTO
THN AJARAN 2011/2012



KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan atas kehadirat allah swt, karena atas rahmatnyalah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dengan kerja keras, penulis berusaha sebaik mungkin dalam rangka membuat penyelesaiannya, juga bantuan dari rekan siswa.
Karya tulis ini merupakan suatu proses pembelajaran bagi penulis “WASPADAI MENGKONSUMSI MIE INSTAN SECARA BERLEBIHAN”. dengan demikian penulis memberanikan diri merangkai kalimat, menjadi sebuah alinea, akhirnya dapat terbentuk sebuah karya tulis.
Sebagai penulis, menyadari bahwa tulisan ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, karena disini penulis masih belajar berkarya, dan masih perlu bimbingan yang lebih lanjut lagi untuk mengembangkan potensi dibidangnya masing-masing. Oleh karena itu, penulis sangat memerlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada rekan siswa dan guru atas waktu dan kesempatan yang diluangkan kepada kami pihak penulis sehigga karya tulis ini dapat selesai walaupun masih sangat sederhana. Semoga ada manfaatnya bagi para pembaca. Amien.
                                                                        Jeneponto,  2011


Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul............................................................................................................ i
Kata pengantar .......................................................................................................... ii
Dafatr isi ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A.      Latar belakang .................................................................................................... 1
B.       Rumusan masalah ............................................................................................... 4
C.       Tujuan penelitian ................................................................................................ 4
D.      Manfaat penelitian ............................................................................................. 4
E.       Sistematika penelitian ........................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 6
A.      Mie Instan........................................................................................................... 6
B.       Monosodium Glutamat ...................................................................................... 7
C.       Dampak Mengkonsumsi Mie Secara Berlebihan ............................................... 7
D.       MSG Pembangkit Citarasa............................................................................. 8
BAB III METODE PENULISAN ........................................................................... 9
A.      Jenis penulisan .................................................................................................... 9
B.       Objek penulisan .................................................................................................. 9
C.       Waktu dan tempat penulisan .............................................................................. 9
D.      Prosedur penulisan ............................................................................................. 9
E.       Pengumpulan data .............................................................................................. 9
BAB IV HASIL PENULISAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 10
A.      Hasil penulisan ................................................................................................... 10
B.       Pembahasan ........................................................................................................ 11
BAB V PENUTUPAN ............................................................................................. 14
A.      Kesimpulan ........................................................................................................ 14
B.       Saran .................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 15
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. 16



BAB I

PENDAHULUAN
            A. Latar belakang
mie instan, mungkin semua orang indonesia sudah tahu dengan salah satu jenis makanan cepat saji ini, dan saya rasa anda semua tahu bahwa mie instan merupakan makanan alternatif yang bisa mengenyangkan, mudah memasaknya, cepat matangnya, gampang mendapatkannya, rasanya yang lumayan enak (tersedia berbagai pilihan rasa) dan yang terpenting adalah murah harganya. saat ini di indonesia telah banyak produsen yang menyediakan Mie Instan, mulai dari yang sudah eksis sejak puluhan tahun yang lalu seperti PT.Indofood Sukses Makmur dengan produk andalannya Indomie, sampai PT Sayap Mas Utama yang baru beberapa tahun lalu baru meluncurkan produk Mie sedap nya tapi sekarang sudah bisa mengambil hati para penggemar mie instan.
Agaknya jarang sekali kita temui orang yang belum pernah mengkonsumsi mie. Mi telah lama dikenal dan dikembangkan oleh masyarakat Cina dan Jepang sejak 5000-an tahun yang lalu. Bangsa Asia, khususnya masyarakat Indonesia telah menganggap mi sebagai salah satu makanan pokok. Berdasarkan jenisnya, mi digolongkan menjadi tiga, yaitu mi basah, mi kering, dan mi instan. Di Indonesia, mi instan merupakan salah satu jenis mi yang populer. Rasanya yang lezat serta proses penyajian yang mudah dan cepat membuat mi instan digemari dan berpotensi besar sebagai salah satu bahan makanan substitusi parsial bagi makanan pokok beras. Mi instan yang sudah dikenal masyarakat tentu saja mempunyai efek bagi kesehatan manusia.
Mi instan belum dapat dianggap sebagai makanan penuh (wholesome food) karena belum mencukupi kebutuhan gizi yang seimbang bagi tubuh. Mi yang terbuat dari terigu mengandung karbohidrat dalam jumlah besar, tetapi kandungan protein, vitamin, dan mineralnya hanya sedikit. Namun, sifat karbohidrat dalam mi berbeda dengan sifat yang terkandung di dalam nasi. Sebagian karbohidrat dalam nasi merupakan karbohidrat kompleks yang memberi efek rasa kenyang lebih lama. Sedangkan karbohidrat dalam mi instan sifatnya lebih sederhana sehingga mudah diserap. Akibatnya, mi instan memberi efek lapar lebih cepat dibanding nasi.
Pemenuhan kebutuhan gizi mi instan dapat diperoleh jika ada penambahan sayuran dan sumber protein. Jenis sayuran yang dapat ditambahkan adalah wortel, sawi, tomat, kol, atau tauge. Sumber proteinnya dapat berupa telur, daging, ikan, tempe, atau tahu.Satu takaran saji mi instan yang berjumlah 80 gram dapat menyumbangkan energi sebesar 400 kkal, yaitu sekitar 20% dari total kebutuhan energi harian (2.000 kkal). Energi yang disumbangkan dari minyak berjumlah sekitar 170-200 kkal. Hal lain yang kurang disadari adalah kandungan minyak dalam mi instan yang dapat mencapai 30% dari bobot kering. Hal tersebut perlu diwaspadai bagi penderita obesitas atau mereka yang sedang menjalani program penurunan berat badan.
Kelemahan dari konsumsi mi instan adalah kandungan natriumnya yang tinggi. Natrium yang terkandung dalam mi instan berasal dari garam (NaCl) dan bahan pengembangnya. Bahan pengembang yang umum digunakan adalah natrium tripolifosfat, mencapai 1% dari bobot total mi instan per takaran saji. Natrium memiliki efek yang kurang menguntungkan bagi penderita maag dan hipertensi. Bagi penderita maag, kandungan natrium yang tinggi akan menetralkan lambung, sehingga lambung akan mensekresi asam yang lebih banyak untuk mencerna makanan. Keadaan asam lambung yang tinggi akan berakibat pada pengikisan dinding lambung dan menyebabkan rasa perih. Sedangkan bagi penderita hipertensi, natrium akan meningkatkan tekanan darah karena ketidakseimbangan antara natrium dan kalium (Na dan K) di dalam darah dan jaringan. Natrium Carbonat ini dapat memicu tekanan darah bagi yang mengkonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.
Kelemahan lain mi instan adalah tidak dapat dikonsumsi oleh penderita autisme. Hal tersebut disebabkan karena mi instan mengandung gluten, substansi yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita autisme.Menurut seorang ahli gizi klinik, Juniarta Alidjaja, orang yang kebanyakan makan mi instan tanpa diimbangi makanan berserat berpotensi mengalami gangguan kesehatan. Hal ini karena mi mengandung karbohidrat sederhana, lemak, dan kadar natrium tinggi.
Kandungan yang berbahaya lainnya yang terdapat dalam mi instan adalah sodium glutamat yang mendominasi juga dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Kandungan pewarna kuning (tartrazin) yang terdapat dalam mi instan lebih berbahaya bagi kesehatan. Pewarna tersebut bisa membuat kekambuhan pada penderita penyakit asthma dan efek-efek negatif lainnya pada kesehatan seperti kanker dan penyakit lambung lainnya..Selain itu dalam mi instan terdapat juga bahan pengawet dan MSG yang dapat memicu timbulnya penyakit kanker jika dikonsumsi secara belebihan.
Menurut Russel Blaylock, penulis buku Excitotoxins – The Taste That Kills, MSG adalah excitotoxin yaitu zat kimia yang merangsang dan dapat mematikan sel-sel otak. Blaylock menyatakan bahwa MSG dapat memperburuk gangguan saraf degeneratif seperti alzheimer, penyakit Parkinson, autisme serta ADD (attention deficit disorder).
Berdasarkan latar belakang diatas maka kemudian penulis tertarik mengangkat judul “WASPADAI MENGKONSUMSI MIE INSTAN SECARA BERLEBIHAN



B.                 B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut :
1.            Kandungan apa sajakah yang terdapat dalam mie instan yang berbahaya bagi kesehatan?
2.            Bgaimanakah cara mengkonsumsi mie instan yang baik dan benar?

C.                 C. Tujuan penelitian
Berdasarkan ruang lingkup pembahasan masalah dalam tulisan diatas, maka difokuskan tujuan karya tulis pada uraian berikut :
1.            Untuk mengetahui kandungan berbahaya yang terdapat dalam mie instan.
2.            Untuk mengetahui cara mengkonsumsi mie instan yang baik dan benar.

D.                D. Manfaat penelitian
1.        Manfaat praktek
1)      Dapat mengetahui kandungan berbahaya yang terdapat dalam mie instan.
2)      Mendapat pengetahuan baru mengenai mie instan
3)      Memberikan informasi bagi masyarakat cara mengkonsumsi mie instan yang baik dan benar..
2.                  Manfaat teoritis
1)      Sebagai bahan pembelajaran.
2)      Sebagai bahan pengembangan selanjutnya.
3)      Diharapkan dari penulisan dapat memperluas wawasan.
4)      Sebagai informasi akan kepedulian dengan lingkungan.
E.       Sistematika penulisan
Secara garis besar, sistematika bab sari karya ilmiah ini adalah sebagai berikut.
BAB I        :    Pendahuluan, meliputi : Latar belakang, rumusan masalah, tujuan peneltian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan karya ilmiah ini.
BAB II            :           Kajian pustaka, meliputi : Mie instan, monosodium glutamate,
Dampak Mengkonsumsi Mie Secara Berlebihan, Msg   penmbangkit cita rasa.
BAB III     :    Metode penulisan, meliputi : jenis penulisan, objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, dan pengumpulan data,
BAB IV     :    hasil penulisan dan pembahasan, meliputi :
a.       Hasil penulisan.
b.      Pembahasan meliputi : sumber polusi udara dan fungsi hutan
       BAB V       :    Penutup, meliputi kesimpulan dan saran.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.               A. Mie Instan
Mie Instan adalah mi yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu - bumbu yang sudah ada dalam paketnya. Mie Instant diciptakan oleh Momofuku Ando pada 1958, yang kemudian mendirikan perusahaan Nissin dan memproduksi produk mi instan pertama di dunia Chicken Ramen (ramen adalah sejenis mi Jepang) rasa ayam. Peristiwa penting lainnya terjadi pada 1971 ketika Nissin memperkenalkan mi dalam gelas bermerek Cup Noodle. Kemasan mi adalah wadah styrofoam tahan air yang bisa digunakan untuk memasak mi tersebut. Inovasi berikutnya termasuk menambahkan sayuran kering ke gelas, melengkapi hidangan mi tersebut.
Mie instan sifatnya praktis dan cepat memasaknya membuat makanan satu ini banyak disukai orang, terutama orang yang tidak memiliki banyak waktu. Tetapi ada beberapa hal yang perlu diketahui semua orang, bahwa kandungan gizi pada mi instan tidak lengkap, perlu tambahan bahan makanan lain agar nilai gizinya lebih baik. Selain itu mi instan lebih baik direbus sebanyak dua kali, terutama untuk mi instan berkuah. Mie instan sudah merupakan salah satu makanan terfavorit warga Indonesia. Bisa dipastikan hampir setiap orang telah mencicipi mi instan atau mempunyai persediaan mie instan di rumah. Bahkan tak jarang orang membawa mi instan saat ke luar negeri sebagai persediaan “makanan lokal” jika makanan di luar negeri tidak sesuai selera. Ini karena rasa mie instan yang gurih sekali karena memakai berbagai bumbu yang tak jarang berbahaya bagi kesehatan seperti MSG, pengawet buatan, perasa buatan sehingga rasanya jadi seperti rasa ayam, sapi, bakso, dan sebagainya.


B.                 B. Monosodium Glutamat
MSG adalah garam natrium (sodium) dari asam glutamat (salah satu asam amino non-esensial penyusun protein). MSG umumnya dijual sebagai kristal halus berwarna putih, dan penampakannya mirip gula pasir atau garam dapur.
Glutamate adalah asam amino (amino acid) yang secara alami terdapat pada semua bahan makanan yang mengandung protein. Misalnya, keju, susu, daging, ikan dan sayuran. Glutamate juga diproduksi oleh tubuh manusia dan sangat diperlukan untuk metabolisme tubuh dan fungsi otak. Setiap orang rata-rata membutuhkan kurang lebih 11 gram Glutamate per hari yang didapat dari sumber protein alami.
Monosodium Glutamate adalah zat penambah rasa pada makanan yang dibuat dari hasil fermentasi zat tepung dan tetes dari gula beet atau gula tebu. Ketika MSG ditambahkan pada makanan, dia memberikan fungsi yang sama seperti Glutamate yaitu memberikan rasa sedap pada makanan. MSG sendiri terdiri dari air, sodium dan Glutamate.
MSG dibagi menjadi dua jenis, yakni alami dan buatan. MSG yang alami sehat untuk dikonsumsi. Sedangkan yang buatan, dan justru banyak beredar, sangat berpotensi mendatangkan gangguan kesehatan.
C.                 Dampak Mengkonsumsi Mie Secara Berlebihan.
Dalam produk mie terdapat monosodium glutamate (MSG) Jika digunakan secara berlebihan, MSG mempunyai efek negatif terhadap tubuh. mengkonsumsi MSG sebanyak 12 gram per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. bukan hanya itu saja MSG juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan.


C. MSG Pembangkit Citarasa
Asam glutamat merupakan bagian dari kerangka utama berbagai jenis molekul protein yang terdapat dalam makanan dan secara alami terdapat dalam jaringan tubuh manusia. Beberapa diantara asam glutamat tersebut terdapat dalam bentuk bebas, artinya tidak terikat dengan asam – asam amino lainnya, tetapi masih terdapat dalam makanan. Hanya dalam bentuk bebas itulah asam glutamat mampu berfungsi sebagai senyawa pembangkit citarasa makanan atau masakan. Glutamat bebas tersebut dapat bereaksi dengan ion sodium (natrium) membentuk garam MSG (Winarno 2004).
MSG yang banyak dijual di toko-toko, diproduksi dalam skala komersial melalui proses fermentasi dengan menggunakan bahan mentah pati, gula bit, gula tebu, atau molases (tetes). Begitupun, menyadari tingginya konsumsi MSG di wilayah Asia, WHO menggunakan MSG untuk program fortifikasi vitamin A. Di Indonesia pernah dilakukan pada tahun 1996. Juga, penggunaan MSG bisa menjadi salah satu pilihan dalam menurunkan konsumsi garam (sodium) yang berhubungan dengan kejadian hipertensi khususnya pada golongan manula. Hal ini karena untuk mencapai efek rasa yang sama, MSG hanya mengandung 30% natrium dibanding garam.
BAB III
METODE PENULISAN
       A.      Jenis penulisan
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif (deskriptif), penelitian ini memberikan pembelajaran kepada kita untuk mengetahui kandungan berbahaya yang terdapat dalam mie instan.
B.       Objek penulisan
Manusia sebagai konsumen dalam hal ini.
C.       Waktu dan tempat penulisan
Penelitian yang diadakan oleh penulis berlangsung selama 3 hari untuk mencari informasi mengenai WASPADAI MENGKONSUMSI MIE INSTAN SECARA BERLEBIHAN yaitu pada tanggal 1-3 oktober 2011, dan KTI-nya berlangsung selama 1 hari sejak tanggal 5 oktober 2011.
D.      Prosedur penulisan
       Setelah beberapa data dan informasi terkumpul, maka selanjutnya data yang terkumpul disaring dan dipertimbangkan dengan begitu cermat untuk kemudian disajikan dan dibahas dalam sub pokok bahasan.
E.        Pengumpulan data
Pengumpulan sumber data diperoleh dari berbagai sumber dari media elektronik yang terkait dengan masalah yang dibahas untuk menambah dan memperkuat data, serta dengan objek yang dikaji melalui informasi yang telah diperoleh.


BAB IV
HASIL PENULISAN DAN PEMBAHASAN
A.             Hasil penulisan.
Hasil penulis yang penulis peroleh dari penelitian adalah tips mengkonsumsi mie instan yang baik dan benar antara lain :
1)            Tidak Menggunakan Kuah Rebusan Pertama
Banyak orang yang percaya bahwa air rebusan pertama mi instant mengandung berbagai bahan pengawet yang bisa membahayakan kesehatan tubuh bagi yang memakannya. Yang lumayan aman adalah dengan mengonsumsi mie goreng instan karena tidak perlu menggunakan air rebusannya. Jika makan mie rebus sebaiknya air pertama yang dipakai merebus dibuang lalu isi air kembali untuk merebus ulang hingga matang.
2)            Tidak Memakai Kecap dan Sambal Bawaan Mie Instant
Kasus mie instan lokal kita di luar negeri memperlihatkan adanya zat pengawet dalam kecap dan mungkin juga di dalam saus sambal yang disisipkan dalam bungkus kemasan mi instan. Kurangnya keterbukaan isi kandungan mie instan oleh perusahaan produsen membuat kita khawatir. Dengan demikian siapkan selalu kecap dan saus sambal sendiri daripada menggunakan kecap dan sambel bawaan mie instant.


3)             Mengurangi Pemakaian Bumbu Terlampir
Biasanya ada bumbu serbuk kering, bubuk lada dan minyak sayur untuk dicampur bersama dengan mie instant yang sudah masak. Namun untuk lebih aman gunakan saja 50% sampai dengan 75% bumbu-bumbu yang diberikan. Rasanya pun juga masih enak dan lama-lama bisa terbiasa dengan rasa yang tidak terlalu kuat.
4)             Jangan Memasak Berkali-Kali di Air Rebusan Yang Sama
Biasanya pedagang penjaja mie instant baik yang di gerobak dorong maupun yang berada di warung-warung menggunakan panci yang sama dengan air rebusannya yang telah dipakai berulang-ulang kali untuk merebus mie sehingga airnya terlihat sangat kental dan keruh akan air bekas rebusan mie instan. Sebaiknya pilih tempat yang selalu memasak dengan air baru atau minta rebus mienya dengan air yang baru.


B.                 Pembahasan
1.         Efek Bahaya dari penggunaan MSG yaitu
A.         Chinese Restaurant Syndrome
Tahun 1968 dr. Ho Man Kwok menemukan penyakit pada pasiennya yang gejalanya cukup unik. Leher dan dada panas, sesak napas, disertai pusing-pusing. Pasien itu mengalami kondisi ini sehabis menyantap masakan cina di restoran. Masakan cina memang dituding paling banyak menggunakan MSG. Karena itulah gejala serupa yang dialami seseorang sehabis menyantap banyak MSG disebut Chinese Restaurant Syndrome.
Bagaimana sampai MSG bisa menimbulkan gejala di atas, masih dugaan sampai saat ini. Tetapi diperkirakan penyebabnya adalah terjadinya defisiensi vitamin B6 karena pembentukan alanin dari glutamat mengalami hambatan ketika diserap. Konon menyantap 2 – 12 gram MSG sekali makan sudah bisa menimbulkan gejala ini. Akibatnya memang tidak fatal betul karena dalam 2 jam Cinese Restaurant Syndrome sudah hilang.
C.        Kerusakan Sel Jaringan Otak
Hasil penelitan Olney di St. Louis. Tahun 1969 ia mengadakan penelitian pada tikus putih muda. Tikus-tikus ini diberikan MSG sebanyak 0,5 – 4 mg per gram berat tubuhnya. Hasilnya tikus-tikus malang ini menderita kerusakan jaringan otak. Namun penelitian selanjutnya menunjukkan pemberian MSG yang dicampur dalam makanan tidak menunjukkan gejala kerusakan otak.
Asam glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, gamma-asam aminobutrat menurunkannya. Oleh karenanya, mengkonsumsi MSG berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak.

C. Kanker
MSG menimbulkan kanker betul adanya kalau kita melihatnya dari sudut pandang berikut. Glutamat dapat membentuk pirolisis akibat pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama. pirolisis ini sangat karsinogenik. Padahal masakan protein lain yang tidak ditambah MSG pun, bisa juga membentuk senyawa karsinogenik bila dipanaskan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang lama. Karena asam amino penyusun protein, seperti triptopan, penilalanin, lisin, dan metionin juga dapat mengalami pirolisis dari penelitian tadi jelas cara memasak amat berpengaruh.
D.    Alergi
MSG tidak mempunyai potensi untuk mengancam kesehatan masyarakat umum, tetapi juga bahwa reaksi hypersensitif atau alergi akibat mengkonsumsi MSG memang dapat terjadi pada sebagian kecil sekali dari konsumen. Beberapa peneliti bahkan cenderung berpendapat nampaknya glutamat bukan merupakan senyawa penyebab yang efektif, tetapi besar kemungkinannya gejala tersebut ditimbulkan oleh senyawa hasil metabolisme seperti misalnya GABA (Gama Amino Butyric Acid), serotinin atau bahkan oleh histamin.

BAB V
PENUTUP
A.                Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, Mie Instan adalah mi yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu - bumbu yang sudah ada dalam paketnya, mie instan mempunyai dampak negatif apabila  dikonsumsi secara berlebihan.
Karya tulis ini hadir membawa harapan bagi penulis untuk diterapkan dilingkungan masyarakat agar mendapat bermanfaat dimasa yang akan datang.
B.       Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan diatas, maka penulis menyarankan hal-hal berikut:
1.      Jagalah kesehatanmu dengan nutrisi makanan yang seimbang.
2.      Lakukanlah pengecekan pada makanan instan apakah masih layak dikonsumsi atau tidak..
3.      Cari tahulah kandungan apa saja yang terkandung dalam makanan berkemasan.



DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2011. Mie instan. (online)
       (http:www.wikipedia.com/diakses 6 oktober 2011)
Anonym, 2011.Monosodium Glutamat. (online)
       (http:www.wikipedia.com/diakses 5 oktober 2011)
Anonym, 2011. MSG Pembangkit Citarasa(online)
       (http:www.google.com/diakses 5 oktober 2011)
Anonym, 2011. Manfaat penghijauan. (online)
       (http:www.goole.com/diakses 5 oktober 2011)













RIWAYAT HIDUP PENULIS
Ismail saleh, lahir di kalukuang, Sulawesi selatan kabupaten jeneponto, 20 oktober 1995. Dia terlahir dari keluarga sederhana dari pasangan syamsuddin dan nursia. Dia menyelesaikan pendidikan SD di SDN. INPRES kalukuang pada tahun 2007 kemudian melanjutkan ke tingkat MTsN BINAMU NO 408 JENEPONTO. Setelah mengenyam pendidikan di bangku sekolah, dia melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu di SMAN KHUSUS Kab. Jeneponto dan sekarang telah menduduki pendidikan di bangku kelas xi.1.

perasaan aneh (cerpen)

by : Ismail saleh


Perasaan aneh
                Krik . . . .  krik . . . . krik . . . . bunyi jangkrik, ini adalah malam pertamaku disebuah asrama sederhana dikawasan pegunungan, aku disini bersama teman sekolahku dan ada beberapa sekolah yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, kegiatan ini di selenggarakan oleh pemerintah daerah jeneponto dalam rangka menjaga kelestarian hutan untuk tingkat sekolah lanjutan pertama, kami menginap di sebuah asrama dimana asrama untuk parempuan dan laki-laki dipisahkan, dalam satu kamar kami tidur bersama teman sekolah masing-masing.
Keesokan harinya
                Suara kicauan burung dipagi hari menandakan hari ini adalah hari keduaku disini, aq enggan bangun dari tempat tidur karena cuaca disini sangat dingin membuatku malas beraktifitas, tapi apa boleh buat kita disini dituntut untuk disiplin, tepat waktu dan harus mematuhi peraturan. Jadi, aku harus bergegas pergi mandi. Sialnya ditempat ini kita tidak menemukan air di kamar mandi. Jadi, aku terpaksa mandi disungai, bersama teman sekamarku aku bergegas memanggil temanku, rudi (namanya) untuk pargi kesungai.
                Rud yuck pergi kesungai, mandi… kataku
                Ayo… jawab rudi
                Sesampainya di sungai tidak disangka-sangka kami melihat seorang cewek cantik yang mandi di sungai.  kita disini saja dulu… kata rudi
                Jangan,, itu perbuatan yang tidak baik, lebih baik kita mandi sekarang… jawabku
Kami bergegas turun ke sengai
                Yaudah, kita mandi… kata rudi
                Kami turun ke sungai untuk mandi, airnya sangat jernih dan segar kedalamanya juga tidak terlalu dalam membuat kami betah untuk berlama-lama di bawah. Setelah kami mandi, dalam perjalanan pulang, tidak disengaja ketika aku berbalik kebelakang aku menabrak seorang cewek dan ternyata cewek itu adalah cewek yang kami kami intip sejenak ketika kami akan mandi tadi.
                Maaf,, aq tidak sengaja… kataku
                Tidak apa-apa aq juga yang salah, tidak hati-hati… jawab cewek itu
                Aku yang salah tidak hati-hati… kataku
                Nggak apa-apa, perkenalkan namaku april… kata cewek itu (april)
                Aku mail… jawabku
                Setelah itu kamipun berpisah dan kembali ke asrama masing-masing, panitia pelaksana memanggil peserta untuk berkumpul, hari ini ada kegiatan menanam pohon di hutan, setiap satu orang kami disiapkan satu pohon. Kami bergegas berangkat ke Hutan, di perjalanan kami melihat pohon pinus tumbuh tinggi, kami berjalan naik dan turun gunung pemandangannya sangat indah. Saat kami sampai disana kami dipisahkan menjadi beberapa kelompok untuk melakukan penanaman dimana setiap sekolah dibagi menjadi 2 kelompok untuk putra dan putri.
Setelah selesai melakukan penanaman kami beristirahat sejenak menikmati pemandangan  diatas pegunungan dengan angin sepoy-sepoy membuat kami enggan beranjak dari tempat itu, ketika saya sedang beristirahat, hati ini terasa aneh ketika april menatapku dari kejauhuan akupun menantap sebaliknya, ketika aku sedang menatapnya teman sekamarku berkata,
Kamu lagi liat apa? Tanya rudi
Ngga apa-apa… jawabku
Kamu liatin april yah? Tanya rudi…
 Bukan, aku lihat pohon yang di sana (berbohong)… jawabku
Temankupun percaya dengan omonganku. Tapi dia mengajakku ke april
Yuk kita pergi ke april… kata rudi
Mau ngapain… jawabku
Kita… ngobrol-ngobrol… kata rudi
Dengan perasaan malu-malu tapi mau rudi merangkulku dan mengajakku kesana.
sesampainya disana
Hay … itulah kata yang terucap saatku duduk disampingnya, dia juga menjawab dengan mengatakan hay sambil tersenyum,… ketika saat dia tersenyum,  dia terlihat manis dia juga mempunyai lesun pipit yang indah, aq tidak tau apa yang aku rasakan saat itu. Dibenakku hanya ada dia, kamipun menikmati udara yang sejuk dan pemandangan yang indah.
Tak terasa waktu istirahat telah selesai kami berjalan menuju asrama, dalam perjalanan pulang  aku berjalan bersama april disampinya, kami bercerita dan bercanda di perjalanan, ternyata april orangnya asyik dan enak ditemani bercanda.
Saat kami sampai diasrama aku berfikir. Mengapa, perjalanan waktu kesana terasa jauh dan ketika saatku pulang terasa singkat, april mendengar perkataanku.
Itu hanya perasaan kamu… kata april
Mungkin… jawabku
Kamipun kembali ke asrama beristirahat sambil makan siang,  setelah makan siang aku pergi ke tempat tidur untuk tidur siang. Tapi, aku tidak bisa, aku terus memikirkan dia, saat dia menatapku, tersenyum padaku membuatku tidak dapat tertidur, tetapi lama kelamaan aku tertidur juga, dan pada saat aku terbangun tiba-tiba aku berada di Rumah aku baru sadar bahwa kalau itu semua ternyata hanyalah mimpi. Mimpi di siang bolong.
sekian

fizikal nabi


Fizikal Nabi


Telah dikeluarkan oleh Ya'kub bin Sufyan Al-Faswi dari Al-Hasan bin Ali ra. katanya: Pernah aku menanyai pamanku (dari sebelah ibu) Hind bin Abu Halah, dan aku tahu baginda memang sangat pandai mensifatkan perilaku Rasulullah SAW, padahal aku ingin sekali untuk disifatkan kepadaku sesuatu dari sifat beliau yang dapat aku mencontohinya, maka dia berkata: Adalah Rasulullah SAW itu seorang yang agung yang senantiasa diagungkan, wajahnya berseri-seri layak bulan di malam purnamanya, tingginya cukup tidak terialu ketara, juga tidak terlalu pendek, dadanya bidang, rambutnya selalu rapi antara lurus dan bergelombang, dan memanjang hingga ke tepi telinganya, lebat, warnanya hitam, dahinya luas, alisnya lentik halus terpisah di antara keduanya, yang bila baginda marah kelihatannya seperti bercantum, hidungnya mancung, kelihatan memancar cahaya ke atasnya, janggutnya lebat, kedua belah matanya hitam, kedua pipinya lembut dan halus, mulutnya tebal, giginya putih bersih dan jarang-jarang, di dadanya tumbuh bulu-bulu yang halus, tengkuknya memanjang, berbentuk sederhana, berbadan besar lagi tegap, rata antara perutnya dan dadanya, luas dadanya, lebar antara kedua bahunya, tulang belakangnya besar, kulitnya bersih, antara dadanya dan pusatnya dipenuhi oleh bulu-bulu yang halus, pada kedua teteknya dan perutnya bersih dari bulu, sedang pada kedua lengannya dan bahunya dan di atas dadanya berbulu pula, lengannya panjang, telapak tangannya lebar, halus tulangnya, jari telapak kedua tangan dan kakinya tebal berisi daging, panjang ujung jarinya, rongga telapak kakinya tidak menyentuh tanah apabila baginda berjalan, dan telapak kakinya lembut serta licin tidak ada lipatan, tinggi seolah-olah air sedang memancar daripadanya, bila diangkat kakinya diangkatnya dengan lembut (tidak seperti jalannya orang menyombongkan diri), melangkah satu-satu dan perlahan-lahan, langkahnya panjang-panjang seperti orang yang melangkah atas jurang, bila menoleh dengan semua badannya, pandangannya sering ke bumi, kelihatan baginda lebih banyak melihat ke arah bumi daripada melihat ke atas langit, jarang baginda memerhatikan sesuatu dengan terlalu lama, selalu berjalan beriringan dengan sahabat-sahabatnya, selalu memulakan salam kepada siapa yang ditemuinya.

Kebiasaan Nabi
Kataku pula: Sifatkanlah kepadaku mengenai kebiasaannya!Jawab pamanku: Adalah Rasulullah SAW itu kelihatannya seperti orang yang selalu bersedih, senantiasa banyak berfikir, tidak pernah beristirshat panjang, tidak berbicara bila tidak ada keperluan, banyak diamnya, memulakan bicara dan menghabiskannya dengan sepenuh mulutnva, kata-katanya penuh mutiara mauti manikam, satu-satu kalimatnya, tidak berlebih-lebihan atau berkurang-kurangan, lemah lembut tidak terlalu kasar atau menghina diri, senantiasa membesarkan nikmat walaupun kecil, tidak pernah mencela nikmat apa pun atau terlalu memujinya, tiada seorang dapat meredakan marahnya, apabila sesuatu dari kebenaran dihinakan sehingga dia dapat membelanya.

Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa baginda menjadi marah kerana sesuatu urusan dunia atau apa-apa yang bertalian dengannya, tetapi apabila baginda melihat kebenaran itu dihinakan, tiada seorang yang dapat melebihi marahnya, sehingga baginda dapat membela kerananya. Baginda tidak pernah marah untuk dirinya, atau membela sesuatu untuk kepentingan dirinya, bila mengisyarat diisyaratkan dengan semua telapak tangannya, dan bila baginda merasa takjub dibalikkan telapak tangannya, dan bila berbicara dikumpulkan tangannya dengan menumpukan telapak tangannya yang kanan pada ibu jari tangan kirinya, dan bila baginda marah baginda terus berpaling dari arah yang menyebabkan ia marah, dan bila baginda gembira dipejamkan matanya, kebanyakan ketawanya ialah dengan tersenyum, dan bila baginda ketawa, baginda ketawa seperti embun yang dingin.

Berkata Al-Hasan lagi: Semua sifat-sifat ini aku simpan dalam diriku lama juga. Kemudian aku berbicara mengenainya kepada Al-Husain bin Ali, dan aku dapati ianya sudah terlebih dahulu menanyakan pamanku tentang apa yang aku tanyakan itu. Dan dia juga telah menanyakan ayahku (Ali bin Abu Thalib ra.) tentang cara keluar baginda dan masuk baginda, tentang cara duduknya, malah tentang segala sesuatu mengenai Rasulullah SAW itu.

Rumah Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Aku juga pernah menanyakan ayahku tentang masuknya Rasulullah SAW lalu dia menjawab: Masuknya ke dalam rumahnya bila sudah diizinkan khusus baginya, dan apabila baginda berada di dalam rumahnya dibagikan masanya tiga bagian. Satu bagian khusus untuk Allah ta'ala, satu bagian untuk isteri-isterinya, dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Kemudian dijadikan bagian untuk dirinya itu terpenuh dengan urusan di antaranya dengan manusia, dihabiskan waktunya itu untuk melayani semua orang yang awam maupun yang khusus, tiada seorang pun dibedakan dari yang lain.
Di antara tabiatnya ketika melayani ummat, baginda selalu memberikan perhatiannya kepada orang-orang yang terutama untuk dididiknya, dilayani mereka menurut kelebihan diri masing-masing dalam agama. Ada yang keperluannya satu ada yang dua, dan ada yang lebih dari itu, maka baginda akan duduk dengan mereka dan melayani semua urusan mereka yang berkaitan dengan diri mereka sendiri dan kepentingan ummat secara umum, coba menunjuki mereka apa yang perlu dan memberitahu mereka apa yang patut dilakukan untuk kepentingan semua orang dengan mengingatkan pula: "Hendaklah siapa yang hadir menyampaikan kepada siapa yang tidak hadir. Jangan lupa menyampaikan kepadaku keperluan orang yang tidak dapat menyampaikannya sendiri, sebab sesiapa yang menyampaikan keperluan orang yang tidak dapat menyampaikan keperluannya sendiri kepada seorang penguasa, niscaya Allah SWT akan menetapkan kedua tumitnya di hari kiamat", tiada disebutkan di situ hanya hal-hal yang seumpama itu saja.
Baginda tidak menerima dari bicara yang lain kecuali sesuatu untuk maslahat ummatnya. Mereka datang kepadanya sebagai orang-orang yang berziarah, namun mereka tiada meninggalkan tempat melainkan dengan berisi. Dalam riwayat lain mereka tiada berpisah melainkan sesudah mengumpul banyak faedah, dan mereka keluar dari majelisnya sebagai orang yang ahli dalam hal-ihwal agamanya.

Luaran Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Kemudian saya bertanya tentang keadaannya di luar, dan apa yang dibuatnya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW ketika di luar, senantiasa mengunci lidahnya, kecuali jika memang ada kepentingan untuk ummatnya. Baginda selalu beramah-tamah kepada mereka, dan tidak kasar dalam bicaranya. Baginda senantiasa memuliakan ketua setiap suku dan kaum dan meletakkan masing-masing di tempatnya yang layak. Kadang-kadang baginda mengingatkan orang ramai, tetapi baginda senantiasa menjaga hati mereka agar tidak dinampakkan pada mereka selain mukanya yang manis dan akhlaknya yang mulia. Baginda selalu menanyakan sahabat-sahabatnya bila mereka tidak datang, dan selalu bertanyakan berita orang ramai dan apa yang ditanggunginya. Mana yang baik dipuji dan dianjurkan, dan mana yang buruk dicela dan dicegahkan.
Baginda senantiasa bersikap pertengahan dalam segala perkara, tidak banyak membantah, tidak pernah lalai supaya mereka juga tidak suka lalai atau menyeleweng, semua perkaranya baik dan terjaga, tidak pernah meremehkan atau menyeleweng dari kebenaran, orang-orang yang senantiasa mendampinginya ialah orang-orang paling baik kelakuannya, yang dipandang utama di sampingnya, yang paling banyak dapat memberi nasihat, yang paling tinggi kedudukannya, yang paling bersedia untuk berkorban dan membantu dalam apa keadaan sekalipun.

Majlis Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya lalu bertanya pula tentang majelis Nabi SAW dan bagaimana caranya ? Jawabnya: Bahwa Rasulullah SAW tidak duduk dalam sesuatu majelis, atau bangun daripadanya, melainkan baginda berzikir kepada Allah SWT baginda tidak pernah memilih tempat yang tertentu, dan melarang orang meminta ditempatkan di suatu tempat yang tertentu. Apabila baginda sampai kepada sesuatu tempat, di situlah baginda duduk sehingga selesai majelis itu dan baginda menyuruh membuat seperti itu. Bila berhadapan dengan orang ramai diberikan pandangannya kepada semua orang dengan sama rata, sehingga orang-orang yang berada di majelisnya itu merasa tiada seorang pun yang diberikan penghormatan lebih darinya. Bila ada orang yang datang kepadanya kerana sesuatu keperluan, atau sesuatu masliahat, baginda terus melayaninya dengan penuh kesabaran hinggalah orang itu bangun dan kembali.
Baginda tidak pemah menghampakan orang yang meminta daripadanya sesuatu keperluan, jika ada diberikan kepadanya, dan jika tidak ada dijawabnya dengan kata-kata yang tidak mengecewakan hatinya. Budipekertinya sangat baik, dan perilakunya sungguh bijak. Baginda dianggap semua orang seperti ayah, dan mereka dipandang di sisinya semuanya sama dalam hal kebenaran, tidak berat sebelah. Majelisnya semuanya ramah-tamah, segan-silu, sabar menunggu, amanah, tidak pemah terdengar suara yang tinggi, tidak dibuat padanya segala yang dilarangi, tidak disebut yang jijik dan buruk, semua orang sama kecuali dengan kelebihan taqwa, semuanya merendah diri, yang tua dihormati yang muda, dan yang muda dirahmati yang tua, yang perlu selalu diutamakan, yang asing selalu didahulukan.

Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya pun lalu menanyakan tentang kelakuan Rasulullah SAW pada orang-orang yang selalu duduk-duduk bersama-sama dengannya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW selalu periang orangnya, pekertinya mudah dilayan, seialu berlemah-lembut, tidak keras atau bengis, tidak kasar atau suka berteriak-teriak, kata-katanya tidak kotor, tidak banyak bergurau atau beromong kosong segera melupakan apa yang tiada disukainya, tidak pernah mengecewakan orang yang berharap kepadanya, tidak suka menjadikan orang berputus asa. Sangat jelas dalam perilakunya tiga perkara yang berikut. Baginda tidak suka mencela orang dan memburukkannya. Baginda tidak suka mencari-cari keaiban orang dan tidak berbicara mengenai seseorang kecuali yang mendatangkan faedah dan menghasilkan pahala.
Apabila baginda berbicara, semua orang yang berada dalam majelisnya memperhatikannya dengan tekun seolah-olah burung sedang tertengger di atas kepala mereka. Bila baginda berhenti berbicara, mereka baru mula berbicara, dan bila dia berbicara pula, semua mereka berdiam seribu basa. Mereka tidak pernah bertengkar di hadapannya. Baginda tertawa bila dilihatnya mereka tertawa, dan baginda merasa takjub bila mereka merasa takjub. Baginda selalu bersabar bila didatangi orang badwi yang seringkali bersifat kasar dan suka mendesak ketika meminta sesuatu daripadanya tanpa mahu mengalah atau menunggu, sehingga terkadang para sahabatnya merasa jengkel dan kurang senang, tetapi baginda tetap menyabarkan mereka dengan berkata: "Jika kamu dapati seseorang yang perlu datang, hendaklah kamu menolongnya dan jangan menghardiknya!". Baginda juga tidak mengharapkan pujian daripada siapa yang ditolongnya, dan kalau mereka mau memujinya pun, baginda tidak menggalakkan untuk berbuat begitu. Baginda tidak pernah memotong bicara sesiapa pun sehingga orang itu habis berbicara, lalu barulah baginda berbicara, atau baginda menjauh dari tempat itu.

Diamnya Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Saya pun menanyakan pula tentang diamnya, bagaimana pula keadaannya? Jawabnya: Diam Rasulullah SAW bergantung kepada mempertimbangkan empat hal, yaitu: Kerana adab sopan santun, kerana berhati-hati, kerana mempertimbangkan sesuatu di antara manusia, dan kerana bertafakkur. Adapun sebab pertimbangannya ialah kerana persamaannya dalam pandangan dan pendengaran di antara manusia. Adapun tentang tafakkurnya ialah pada apa yang kekal dan yang binasa. Dan terkumpul pula dalam peribadinya sifat-sifat kesantunan dan kesabaran. Tidak ada sesuatu yang boleh menyebabkan dia menjadi marah, ataupun menjadikannya membenci. Dan terkumpul dalam peribadinya sifat berhati-hati dalam empat perkara, iaitu: Suka membuat yang baik-baik dan melaksanakannya untuk kepentingan ummat dalam hal-ehwal mereka yang berkaitan dengan dunia mahupun akhirat, agar dapat dicontohi oleh yang lain. Baginda meninggalkan yang buruk, agar dijauhi dan tidak dibuat oleh yang lain. Bersungguh-sungguh mencari jalan yang baik untuk maslahat ummatnya, dan melakukan apa yang dapat mendatangkan manfaat buat ummatnya, baik buat dunia ataupun buat akhirat.

(Nukilan Thabarani - Majma'uz-Zawa'id 8:275)

;;