WASPADAI MENGKONSUMSI MIE INSTAN
SECARA BERLEBIHAN


Karya tulis ini diajukan untuk menyelesaikan
Kompetensi dasar karya tulis ilmiah



Oleh
ISMAIL SALEH (10087)
SMA NEGERI KHUSUS KABUPATEN JENEPONTO
THN AJARAN 2011/2012



KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan atas kehadirat allah swt, karena atas rahmatnyalah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dengan kerja keras, penulis berusaha sebaik mungkin dalam rangka membuat penyelesaiannya, juga bantuan dari rekan siswa.
Karya tulis ini merupakan suatu proses pembelajaran bagi penulis “WASPADAI MENGKONSUMSI MIE INSTAN SECARA BERLEBIHAN”. dengan demikian penulis memberanikan diri merangkai kalimat, menjadi sebuah alinea, akhirnya dapat terbentuk sebuah karya tulis.
Sebagai penulis, menyadari bahwa tulisan ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, karena disini penulis masih belajar berkarya, dan masih perlu bimbingan yang lebih lanjut lagi untuk mengembangkan potensi dibidangnya masing-masing. Oleh karena itu, penulis sangat memerlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada rekan siswa dan guru atas waktu dan kesempatan yang diluangkan kepada kami pihak penulis sehigga karya tulis ini dapat selesai walaupun masih sangat sederhana. Semoga ada manfaatnya bagi para pembaca. Amien.
                                                                        Jeneponto,  2011


Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul............................................................................................................ i
Kata pengantar .......................................................................................................... ii
Dafatr isi ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A.      Latar belakang .................................................................................................... 1
B.       Rumusan masalah ............................................................................................... 4
C.       Tujuan penelitian ................................................................................................ 4
D.      Manfaat penelitian ............................................................................................. 4
E.       Sistematika penelitian ........................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 6
A.      Mie Instan........................................................................................................... 6
B.       Monosodium Glutamat ...................................................................................... 7
C.       Dampak Mengkonsumsi Mie Secara Berlebihan ............................................... 7
D.       MSG Pembangkit Citarasa............................................................................. 8
BAB III METODE PENULISAN ........................................................................... 9
A.      Jenis penulisan .................................................................................................... 9
B.       Objek penulisan .................................................................................................. 9
C.       Waktu dan tempat penulisan .............................................................................. 9
D.      Prosedur penulisan ............................................................................................. 9
E.       Pengumpulan data .............................................................................................. 9
BAB IV HASIL PENULISAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 10
A.      Hasil penulisan ................................................................................................... 10
B.       Pembahasan ........................................................................................................ 11
BAB V PENUTUPAN ............................................................................................. 14
A.      Kesimpulan ........................................................................................................ 14
B.       Saran .................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 15
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. 16



BAB I

PENDAHULUAN
            A. Latar belakang
mie instan, mungkin semua orang indonesia sudah tahu dengan salah satu jenis makanan cepat saji ini, dan saya rasa anda semua tahu bahwa mie instan merupakan makanan alternatif yang bisa mengenyangkan, mudah memasaknya, cepat matangnya, gampang mendapatkannya, rasanya yang lumayan enak (tersedia berbagai pilihan rasa) dan yang terpenting adalah murah harganya. saat ini di indonesia telah banyak produsen yang menyediakan Mie Instan, mulai dari yang sudah eksis sejak puluhan tahun yang lalu seperti PT.Indofood Sukses Makmur dengan produk andalannya Indomie, sampai PT Sayap Mas Utama yang baru beberapa tahun lalu baru meluncurkan produk Mie sedap nya tapi sekarang sudah bisa mengambil hati para penggemar mie instan.
Agaknya jarang sekali kita temui orang yang belum pernah mengkonsumsi mie. Mi telah lama dikenal dan dikembangkan oleh masyarakat Cina dan Jepang sejak 5000-an tahun yang lalu. Bangsa Asia, khususnya masyarakat Indonesia telah menganggap mi sebagai salah satu makanan pokok. Berdasarkan jenisnya, mi digolongkan menjadi tiga, yaitu mi basah, mi kering, dan mi instan. Di Indonesia, mi instan merupakan salah satu jenis mi yang populer. Rasanya yang lezat serta proses penyajian yang mudah dan cepat membuat mi instan digemari dan berpotensi besar sebagai salah satu bahan makanan substitusi parsial bagi makanan pokok beras. Mi instan yang sudah dikenal masyarakat tentu saja mempunyai efek bagi kesehatan manusia.
Mi instan belum dapat dianggap sebagai makanan penuh (wholesome food) karena belum mencukupi kebutuhan gizi yang seimbang bagi tubuh. Mi yang terbuat dari terigu mengandung karbohidrat dalam jumlah besar, tetapi kandungan protein, vitamin, dan mineralnya hanya sedikit. Namun, sifat karbohidrat dalam mi berbeda dengan sifat yang terkandung di dalam nasi. Sebagian karbohidrat dalam nasi merupakan karbohidrat kompleks yang memberi efek rasa kenyang lebih lama. Sedangkan karbohidrat dalam mi instan sifatnya lebih sederhana sehingga mudah diserap. Akibatnya, mi instan memberi efek lapar lebih cepat dibanding nasi.
Pemenuhan kebutuhan gizi mi instan dapat diperoleh jika ada penambahan sayuran dan sumber protein. Jenis sayuran yang dapat ditambahkan adalah wortel, sawi, tomat, kol, atau tauge. Sumber proteinnya dapat berupa telur, daging, ikan, tempe, atau tahu.Satu takaran saji mi instan yang berjumlah 80 gram dapat menyumbangkan energi sebesar 400 kkal, yaitu sekitar 20% dari total kebutuhan energi harian (2.000 kkal). Energi yang disumbangkan dari minyak berjumlah sekitar 170-200 kkal. Hal lain yang kurang disadari adalah kandungan minyak dalam mi instan yang dapat mencapai 30% dari bobot kering. Hal tersebut perlu diwaspadai bagi penderita obesitas atau mereka yang sedang menjalani program penurunan berat badan.
Kelemahan dari konsumsi mi instan adalah kandungan natriumnya yang tinggi. Natrium yang terkandung dalam mi instan berasal dari garam (NaCl) dan bahan pengembangnya. Bahan pengembang yang umum digunakan adalah natrium tripolifosfat, mencapai 1% dari bobot total mi instan per takaran saji. Natrium memiliki efek yang kurang menguntungkan bagi penderita maag dan hipertensi. Bagi penderita maag, kandungan natrium yang tinggi akan menetralkan lambung, sehingga lambung akan mensekresi asam yang lebih banyak untuk mencerna makanan. Keadaan asam lambung yang tinggi akan berakibat pada pengikisan dinding lambung dan menyebabkan rasa perih. Sedangkan bagi penderita hipertensi, natrium akan meningkatkan tekanan darah karena ketidakseimbangan antara natrium dan kalium (Na dan K) di dalam darah dan jaringan. Natrium Carbonat ini dapat memicu tekanan darah bagi yang mengkonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.
Kelemahan lain mi instan adalah tidak dapat dikonsumsi oleh penderita autisme. Hal tersebut disebabkan karena mi instan mengandung gluten, substansi yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita autisme.Menurut seorang ahli gizi klinik, Juniarta Alidjaja, orang yang kebanyakan makan mi instan tanpa diimbangi makanan berserat berpotensi mengalami gangguan kesehatan. Hal ini karena mi mengandung karbohidrat sederhana, lemak, dan kadar natrium tinggi.
Kandungan yang berbahaya lainnya yang terdapat dalam mi instan adalah sodium glutamat yang mendominasi juga dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Kandungan pewarna kuning (tartrazin) yang terdapat dalam mi instan lebih berbahaya bagi kesehatan. Pewarna tersebut bisa membuat kekambuhan pada penderita penyakit asthma dan efek-efek negatif lainnya pada kesehatan seperti kanker dan penyakit lambung lainnya..Selain itu dalam mi instan terdapat juga bahan pengawet dan MSG yang dapat memicu timbulnya penyakit kanker jika dikonsumsi secara belebihan.
Menurut Russel Blaylock, penulis buku Excitotoxins – The Taste That Kills, MSG adalah excitotoxin yaitu zat kimia yang merangsang dan dapat mematikan sel-sel otak. Blaylock menyatakan bahwa MSG dapat memperburuk gangguan saraf degeneratif seperti alzheimer, penyakit Parkinson, autisme serta ADD (attention deficit disorder).
Berdasarkan latar belakang diatas maka kemudian penulis tertarik mengangkat judul “WASPADAI MENGKONSUMSI MIE INSTAN SECARA BERLEBIHAN



B.                 B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut :
1.            Kandungan apa sajakah yang terdapat dalam mie instan yang berbahaya bagi kesehatan?
2.            Bgaimanakah cara mengkonsumsi mie instan yang baik dan benar?

C.                 C. Tujuan penelitian
Berdasarkan ruang lingkup pembahasan masalah dalam tulisan diatas, maka difokuskan tujuan karya tulis pada uraian berikut :
1.            Untuk mengetahui kandungan berbahaya yang terdapat dalam mie instan.
2.            Untuk mengetahui cara mengkonsumsi mie instan yang baik dan benar.

D.                D. Manfaat penelitian
1.        Manfaat praktek
1)      Dapat mengetahui kandungan berbahaya yang terdapat dalam mie instan.
2)      Mendapat pengetahuan baru mengenai mie instan
3)      Memberikan informasi bagi masyarakat cara mengkonsumsi mie instan yang baik dan benar..
2.                  Manfaat teoritis
1)      Sebagai bahan pembelajaran.
2)      Sebagai bahan pengembangan selanjutnya.
3)      Diharapkan dari penulisan dapat memperluas wawasan.
4)      Sebagai informasi akan kepedulian dengan lingkungan.
E.       Sistematika penulisan
Secara garis besar, sistematika bab sari karya ilmiah ini adalah sebagai berikut.
BAB I        :    Pendahuluan, meliputi : Latar belakang, rumusan masalah, tujuan peneltian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan karya ilmiah ini.
BAB II            :           Kajian pustaka, meliputi : Mie instan, monosodium glutamate,
Dampak Mengkonsumsi Mie Secara Berlebihan, Msg   penmbangkit cita rasa.
BAB III     :    Metode penulisan, meliputi : jenis penulisan, objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, dan pengumpulan data,
BAB IV     :    hasil penulisan dan pembahasan, meliputi :
a.       Hasil penulisan.
b.      Pembahasan meliputi : sumber polusi udara dan fungsi hutan
       BAB V       :    Penutup, meliputi kesimpulan dan saran.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.               A. Mie Instan
Mie Instan adalah mi yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu - bumbu yang sudah ada dalam paketnya. Mie Instant diciptakan oleh Momofuku Ando pada 1958, yang kemudian mendirikan perusahaan Nissin dan memproduksi produk mi instan pertama di dunia Chicken Ramen (ramen adalah sejenis mi Jepang) rasa ayam. Peristiwa penting lainnya terjadi pada 1971 ketika Nissin memperkenalkan mi dalam gelas bermerek Cup Noodle. Kemasan mi adalah wadah styrofoam tahan air yang bisa digunakan untuk memasak mi tersebut. Inovasi berikutnya termasuk menambahkan sayuran kering ke gelas, melengkapi hidangan mi tersebut.
Mie instan sifatnya praktis dan cepat memasaknya membuat makanan satu ini banyak disukai orang, terutama orang yang tidak memiliki banyak waktu. Tetapi ada beberapa hal yang perlu diketahui semua orang, bahwa kandungan gizi pada mi instan tidak lengkap, perlu tambahan bahan makanan lain agar nilai gizinya lebih baik. Selain itu mi instan lebih baik direbus sebanyak dua kali, terutama untuk mi instan berkuah. Mie instan sudah merupakan salah satu makanan terfavorit warga Indonesia. Bisa dipastikan hampir setiap orang telah mencicipi mi instan atau mempunyai persediaan mie instan di rumah. Bahkan tak jarang orang membawa mi instan saat ke luar negeri sebagai persediaan “makanan lokal” jika makanan di luar negeri tidak sesuai selera. Ini karena rasa mie instan yang gurih sekali karena memakai berbagai bumbu yang tak jarang berbahaya bagi kesehatan seperti MSG, pengawet buatan, perasa buatan sehingga rasanya jadi seperti rasa ayam, sapi, bakso, dan sebagainya.


B.                 B. Monosodium Glutamat
MSG adalah garam natrium (sodium) dari asam glutamat (salah satu asam amino non-esensial penyusun protein). MSG umumnya dijual sebagai kristal halus berwarna putih, dan penampakannya mirip gula pasir atau garam dapur.
Glutamate adalah asam amino (amino acid) yang secara alami terdapat pada semua bahan makanan yang mengandung protein. Misalnya, keju, susu, daging, ikan dan sayuran. Glutamate juga diproduksi oleh tubuh manusia dan sangat diperlukan untuk metabolisme tubuh dan fungsi otak. Setiap orang rata-rata membutuhkan kurang lebih 11 gram Glutamate per hari yang didapat dari sumber protein alami.
Monosodium Glutamate adalah zat penambah rasa pada makanan yang dibuat dari hasil fermentasi zat tepung dan tetes dari gula beet atau gula tebu. Ketika MSG ditambahkan pada makanan, dia memberikan fungsi yang sama seperti Glutamate yaitu memberikan rasa sedap pada makanan. MSG sendiri terdiri dari air, sodium dan Glutamate.
MSG dibagi menjadi dua jenis, yakni alami dan buatan. MSG yang alami sehat untuk dikonsumsi. Sedangkan yang buatan, dan justru banyak beredar, sangat berpotensi mendatangkan gangguan kesehatan.
C.                 Dampak Mengkonsumsi Mie Secara Berlebihan.
Dalam produk mie terdapat monosodium glutamate (MSG) Jika digunakan secara berlebihan, MSG mempunyai efek negatif terhadap tubuh. mengkonsumsi MSG sebanyak 12 gram per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. bukan hanya itu saja MSG juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan.


C. MSG Pembangkit Citarasa
Asam glutamat merupakan bagian dari kerangka utama berbagai jenis molekul protein yang terdapat dalam makanan dan secara alami terdapat dalam jaringan tubuh manusia. Beberapa diantara asam glutamat tersebut terdapat dalam bentuk bebas, artinya tidak terikat dengan asam – asam amino lainnya, tetapi masih terdapat dalam makanan. Hanya dalam bentuk bebas itulah asam glutamat mampu berfungsi sebagai senyawa pembangkit citarasa makanan atau masakan. Glutamat bebas tersebut dapat bereaksi dengan ion sodium (natrium) membentuk garam MSG (Winarno 2004).
MSG yang banyak dijual di toko-toko, diproduksi dalam skala komersial melalui proses fermentasi dengan menggunakan bahan mentah pati, gula bit, gula tebu, atau molases (tetes). Begitupun, menyadari tingginya konsumsi MSG di wilayah Asia, WHO menggunakan MSG untuk program fortifikasi vitamin A. Di Indonesia pernah dilakukan pada tahun 1996. Juga, penggunaan MSG bisa menjadi salah satu pilihan dalam menurunkan konsumsi garam (sodium) yang berhubungan dengan kejadian hipertensi khususnya pada golongan manula. Hal ini karena untuk mencapai efek rasa yang sama, MSG hanya mengandung 30% natrium dibanding garam.
BAB III
METODE PENULISAN
       A.      Jenis penulisan
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif (deskriptif), penelitian ini memberikan pembelajaran kepada kita untuk mengetahui kandungan berbahaya yang terdapat dalam mie instan.
B.       Objek penulisan
Manusia sebagai konsumen dalam hal ini.
C.       Waktu dan tempat penulisan
Penelitian yang diadakan oleh penulis berlangsung selama 3 hari untuk mencari informasi mengenai WASPADAI MENGKONSUMSI MIE INSTAN SECARA BERLEBIHAN yaitu pada tanggal 1-3 oktober 2011, dan KTI-nya berlangsung selama 1 hari sejak tanggal 5 oktober 2011.
D.      Prosedur penulisan
       Setelah beberapa data dan informasi terkumpul, maka selanjutnya data yang terkumpul disaring dan dipertimbangkan dengan begitu cermat untuk kemudian disajikan dan dibahas dalam sub pokok bahasan.
E.        Pengumpulan data
Pengumpulan sumber data diperoleh dari berbagai sumber dari media elektronik yang terkait dengan masalah yang dibahas untuk menambah dan memperkuat data, serta dengan objek yang dikaji melalui informasi yang telah diperoleh.


BAB IV
HASIL PENULISAN DAN PEMBAHASAN
A.             Hasil penulisan.
Hasil penulis yang penulis peroleh dari penelitian adalah tips mengkonsumsi mie instan yang baik dan benar antara lain :
1)            Tidak Menggunakan Kuah Rebusan Pertama
Banyak orang yang percaya bahwa air rebusan pertama mi instant mengandung berbagai bahan pengawet yang bisa membahayakan kesehatan tubuh bagi yang memakannya. Yang lumayan aman adalah dengan mengonsumsi mie goreng instan karena tidak perlu menggunakan air rebusannya. Jika makan mie rebus sebaiknya air pertama yang dipakai merebus dibuang lalu isi air kembali untuk merebus ulang hingga matang.
2)            Tidak Memakai Kecap dan Sambal Bawaan Mie Instant
Kasus mie instan lokal kita di luar negeri memperlihatkan adanya zat pengawet dalam kecap dan mungkin juga di dalam saus sambal yang disisipkan dalam bungkus kemasan mi instan. Kurangnya keterbukaan isi kandungan mie instan oleh perusahaan produsen membuat kita khawatir. Dengan demikian siapkan selalu kecap dan saus sambal sendiri daripada menggunakan kecap dan sambel bawaan mie instant.


3)             Mengurangi Pemakaian Bumbu Terlampir
Biasanya ada bumbu serbuk kering, bubuk lada dan minyak sayur untuk dicampur bersama dengan mie instant yang sudah masak. Namun untuk lebih aman gunakan saja 50% sampai dengan 75% bumbu-bumbu yang diberikan. Rasanya pun juga masih enak dan lama-lama bisa terbiasa dengan rasa yang tidak terlalu kuat.
4)             Jangan Memasak Berkali-Kali di Air Rebusan Yang Sama
Biasanya pedagang penjaja mie instant baik yang di gerobak dorong maupun yang berada di warung-warung menggunakan panci yang sama dengan air rebusannya yang telah dipakai berulang-ulang kali untuk merebus mie sehingga airnya terlihat sangat kental dan keruh akan air bekas rebusan mie instan. Sebaiknya pilih tempat yang selalu memasak dengan air baru atau minta rebus mienya dengan air yang baru.


B.                 Pembahasan
1.         Efek Bahaya dari penggunaan MSG yaitu
A.         Chinese Restaurant Syndrome
Tahun 1968 dr. Ho Man Kwok menemukan penyakit pada pasiennya yang gejalanya cukup unik. Leher dan dada panas, sesak napas, disertai pusing-pusing. Pasien itu mengalami kondisi ini sehabis menyantap masakan cina di restoran. Masakan cina memang dituding paling banyak menggunakan MSG. Karena itulah gejala serupa yang dialami seseorang sehabis menyantap banyak MSG disebut Chinese Restaurant Syndrome.
Bagaimana sampai MSG bisa menimbulkan gejala di atas, masih dugaan sampai saat ini. Tetapi diperkirakan penyebabnya adalah terjadinya defisiensi vitamin B6 karena pembentukan alanin dari glutamat mengalami hambatan ketika diserap. Konon menyantap 2 – 12 gram MSG sekali makan sudah bisa menimbulkan gejala ini. Akibatnya memang tidak fatal betul karena dalam 2 jam Cinese Restaurant Syndrome sudah hilang.
C.        Kerusakan Sel Jaringan Otak
Hasil penelitan Olney di St. Louis. Tahun 1969 ia mengadakan penelitian pada tikus putih muda. Tikus-tikus ini diberikan MSG sebanyak 0,5 – 4 mg per gram berat tubuhnya. Hasilnya tikus-tikus malang ini menderita kerusakan jaringan otak. Namun penelitian selanjutnya menunjukkan pemberian MSG yang dicampur dalam makanan tidak menunjukkan gejala kerusakan otak.
Asam glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, gamma-asam aminobutrat menurunkannya. Oleh karenanya, mengkonsumsi MSG berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak.

C. Kanker
MSG menimbulkan kanker betul adanya kalau kita melihatnya dari sudut pandang berikut. Glutamat dapat membentuk pirolisis akibat pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama. pirolisis ini sangat karsinogenik. Padahal masakan protein lain yang tidak ditambah MSG pun, bisa juga membentuk senyawa karsinogenik bila dipanaskan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang lama. Karena asam amino penyusun protein, seperti triptopan, penilalanin, lisin, dan metionin juga dapat mengalami pirolisis dari penelitian tadi jelas cara memasak amat berpengaruh.
D.    Alergi
MSG tidak mempunyai potensi untuk mengancam kesehatan masyarakat umum, tetapi juga bahwa reaksi hypersensitif atau alergi akibat mengkonsumsi MSG memang dapat terjadi pada sebagian kecil sekali dari konsumen. Beberapa peneliti bahkan cenderung berpendapat nampaknya glutamat bukan merupakan senyawa penyebab yang efektif, tetapi besar kemungkinannya gejala tersebut ditimbulkan oleh senyawa hasil metabolisme seperti misalnya GABA (Gama Amino Butyric Acid), serotinin atau bahkan oleh histamin.

BAB V
PENUTUP
A.                Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, Mie Instan adalah mi yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu - bumbu yang sudah ada dalam paketnya, mie instan mempunyai dampak negatif apabila  dikonsumsi secara berlebihan.
Karya tulis ini hadir membawa harapan bagi penulis untuk diterapkan dilingkungan masyarakat agar mendapat bermanfaat dimasa yang akan datang.
B.       Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan diatas, maka penulis menyarankan hal-hal berikut:
1.      Jagalah kesehatanmu dengan nutrisi makanan yang seimbang.
2.      Lakukanlah pengecekan pada makanan instan apakah masih layak dikonsumsi atau tidak..
3.      Cari tahulah kandungan apa saja yang terkandung dalam makanan berkemasan.



DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2011. Mie instan. (online)
       (http:www.wikipedia.com/diakses 6 oktober 2011)
Anonym, 2011.Monosodium Glutamat. (online)
       (http:www.wikipedia.com/diakses 5 oktober 2011)
Anonym, 2011. MSG Pembangkit Citarasa(online)
       (http:www.google.com/diakses 5 oktober 2011)
Anonym, 2011. Manfaat penghijauan. (online)
       (http:www.goole.com/diakses 5 oktober 2011)













RIWAYAT HIDUP PENULIS
Ismail saleh, lahir di kalukuang, Sulawesi selatan kabupaten jeneponto, 20 oktober 1995. Dia terlahir dari keluarga sederhana dari pasangan syamsuddin dan nursia. Dia menyelesaikan pendidikan SD di SDN. INPRES kalukuang pada tahun 2007 kemudian melanjutkan ke tingkat MTsN BINAMU NO 408 JENEPONTO. Setelah mengenyam pendidikan di bangku sekolah, dia melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu di SMAN KHUSUS Kab. Jeneponto dan sekarang telah menduduki pendidikan di bangku kelas xi.1.

1 Comment:

  1. Heriansyah said...
    Ismail Saleh bisa tidak Anda menjawab pertanyaan saya ini yaitu apa yang dimaksud dengan abstrak dalam KTI ??

Post a Comment